• Newsticker

    Sabtu, 08 Juli 2017

    Menyembah Allah Hingga Ajal Menjemput

    Oleh: Moch. Khoirur Roziqin, S.Pd.I

    Setiap manusia diciptakan oleh Allah swt tiada lain untuk beribadah kepada-Nya. Ibadah tersebut jika kita pahami secara jauh sebetulnya bukanlah sebuah perintah belaka, namun hal tersebut tentunya sebagai rasa terimakasih manusia. Sebab manusia telah diciptakan sebagai makhluk yang sempurna, bagaimana tidak? Kita hidup sejatinya sudah diberi kesehatan, penglihatan, kebahagiaan, menghirup udara tanpa bayar satu sen pun, hingga kenikmatan-kenikmatan yang lain. Coba kita bayangkan saudara-saudara kita yang ada dirumah sakit. Ada yang butuh bantuan oksigen untuk bernafas, apakah oksigen itu bisa gratis? Tentu tidak. Yang butuh transfusi darah? Tentu darah juga tidak gratis. Maka benar jika kita melihat slogan slogan yang ada di rumah sakit ataupun di dokter yang berbunyi "Jagalah Kesehatan karena kesehatan itu Mahal".

    Dari pernyataan diatas bisa kita simpulkan bahwa manusia memang harus beribadah terus menerus sebagai bentuk terimakasih kita yang sudah diberi 'apa-apa' oleh Allah swt. Bahkan ibadah kita jangan sampai putus hingga ajal telah menjemput kita. Karena setelah kita sudah menemui ajal maka semua itu sudah tidak lagi kita dapatkan kecuali amal-amal yang telah kerjakan. Sebagaimana dalam sebuah ayat pada surat Al-Hijr ayat 99:

    Ùˆَاعْبُدْ رَبَّÙƒَ Ø­َتَّÙ‰ٰ ÙŠَØ£ْتِÙŠَÙƒَ الْÙŠَÙ‚ِينُ
    Dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu.

    Artinya kita wajib tanpa henti untuk beribadah dan menyembah Allah swt yang telah menghidupkan kita. Sehingga bagi kita seolah 'haram' bila kita menghentikan semua ibadah-ibadah kita. Sebab jika kita sudah berhenti dalam beribadah itu sama halnya kita telah mengkufuri nikmat yang telah diberikan.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Agama

    Jaringan

    Android

    Linux

    Catatan

    Mikrotik